Termasuk akhlaq kepada diri sendiri adalah selalu berusaha untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Alloh ta’ala, sebagaimana firman Alloh ‘azza wa jalla :
قَدْ أَفْلَحَ مَن زَكَّاهَا وَ قَدْ خَابَ مَنْ دَسَّاهَا
“Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu, dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.” ( Qs. Asy-Syams : 9 – 10 )
Rosululloh saw bersabda :
كُلُّ أُمَّتِيْ يَدْخُلُوْنَ الْجَنَّةَ إِلاَّ مَنْ أَبَى , قَالُوْا : يَا رَسُوْلَ اللَّهِ وَ مَنْ يَأْبَى ؟ قَالَ : مَنْ أَطَاعَنِيْ دَخَلَ الْجَنَّةَ وَ مَنْ عَصَانِيْ فَقَدْ أَبَى
“Setiap umatku pasti akan masuk syurga, kecuali orang yang tidak mau.” Para Shahabat bertanya : “Wahai Rosululloh, siapakah yang tidak mau ?” Rosul menjawab : “Barangsiapa yang menta’atiku ia pasti masuk syurga, tetapi barangsiapa yang mendurhakaiku berarti dia tidak mau.” ( HR. Ahmad dan Al-Bukhori )
Di antara akhlaq kepada diri sendiri yaitu segera bertaubat bila melakukan kesalahan dengan taubat yang sebenar-benarnya. Alloh ta’ala berfirman :
يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا تُوبُوا إِلَى اللَّهِ تَوْبَةً نَّصُوْحًا عَسَى رَبُّكُمْ أَنْ يُكَفِّرَ عَنكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ
وَ يُدْخِلَكُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِيْ مِن تَحْتِهَا الأَنْهَارُ
“Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Alloh dengan taubatan nasuhaa ( taubat yang semurni-murninya ). Mudah-mudahan Tuhan kalian akan menutupi kesalahan-kesalahan kalian dan memasukkan kalian ke dalam syurga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai.” ( Qs. At-Tahrim : 8 )
Rosululloh saw bersabda :
يَا أَيُّهَا النَّاسُ تُوبُوْا إِلَى اللَّهِ فَإِنِّيْ أَتُوْبُ فِي الْيَوْمِ إِلَيْهِ مِائَةَ مَرَّةٍ
“Wahai manusia, bertaubatlah kepada Alloh, sesungguhnya aku bertaubat kepada Alloh dalam seharinya sampai seratus kali.” ( HR. Muslim )
Di antara akhlaq kepada diri sendiri adalah selalu instropeksi diri, sebagaimana firman Alloh ta’ala :
يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَ لْتَنظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَ اتَّقُوا اللَّهَ
إِنَّ اللَّهَ خَبِيْرٌ بِمَا تَعْمَلُوْنَ
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Alloh dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok ( yaitu akhirat ), dan bertakwalah kepada Alloh, sesungguhnya Alloh Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” ( Qs. Al-Hasyr : 18 )
Termasuk akhlaq yang terpuji adalah menjaga rasa malu dengan menghindari perkataan dan perbuatan yang kotor dan cabul, sebagaimana sabda Rosululloh saw :
الْحَيَاءُ مِنْ الإِيمَانِ وَ الإِيمَانُ فِي الْجَنَّةِ وَ الْبَذَاءُ مِنْ الْجَفَاءِ وَالْجَفَاءُ فِي النَّارِ
“Malu termasuk cabang dari iman, dan iman tempatnya di syurga, adapun perkataan kotor termasuk dari perangai kasar, dan perangai yang kasar tempatnya di neraka.” ( HSR. Ahmad, At-Tirmidzi dan Ibnu Majah )
Termasuk akhlaq kepada diri sendiri adalah mengendalikan marah, sebagaimana sabda Rosululloh saw :
لَيْسَ الشَّدِيْدُ بِالصُّرَعَةِ إِنَّمَا الشَّدِيدُ الَّذِيْ يَمْلِكُ نَفْسَهُ عِنْدَ الْغَضَبِ
“Orang yang kuat tidaklah diukur dengan bantingannya, tetapi orang yang kuat adalah orang yang mampu mengendalikan dirinya ketika marah.” ( HR. Ahmad, Al-Bukhori dan Muslim )
Termasuk akhlaq kepada diri sendiri adalah meninggalkan segala sesuatu yang tidak ada manfa’atnya, sebagaimana sabda Rosululloh saw :
مِنْ حُسْنِ إِسْلاَمِ الْمَرْءِ تَرْكُهُ مَا لاَ يَعْنِيْهِ
“Termasuk kebaikan Islam seseorang yaitu meninggalkan apa yang tidak ada manfa’atnya.” ( HSR. Ahmad, At-Tirmidzi dan Ibnu Majah )
Termasuk akhlaq kepada diri sendiri adalah menjauhi setiap apa saja yang haram dan menghindari sebisa mungkin apa saja yang termasuk barang syubhat atau diragukan, sebagaimana sabda Rosululloh saw :
إِنَّ الْحَلاَلَ بَيِّنٌ وَ إِنَّ الْحَرَامَ بَيِّنٌ وَ بَيْنَهُمَا مُشْتَبِهَاتٌ لاَ يَعْلَمُهُنَّ كَثِيرٌ مِنْ النَّاسِ
فَمَنْ اتَّقَى الشُّبُهَاتِ اسْتَبْرَأَ لِدِيْنِهِ وَ عِرْضِهِ وَ مَنْ وَقَعَ فِي الشُّبُهَاتِ وَقَعَ فِي الْحَرَامِ
كَالرَّاعِيْ يَرْعَى حَوْلَ الْحِمَى يُوْشِكُ أَنْ يَرْتَعَ فِيْهِ
“Sesungguhnya yang halal itu telah jelas dan yang haram pun telah jelas, di antara keduanya ada perkara yang syubhat ( meragukan ) yang tidak banyak orang yang mengetahuinya. Barangsiapa yang menjaga diri dari perkara yang syubhat berarti dia telah menjaga agamanya dan kehormatannya, namun barangsiapa yang terjerumus ke dalam perkara yang syubhat berarti dia juga ( sering ) terjerumus ke dalam perkara yang haram, seperti seorang penggembala yang menggembala di sekitar daerah terlarang, hamper-hampir gembalaannya merumput di dalamnya.” ( HR. Ahmad, Muslim, Abu Dawud dan An-Nasai )
Di antara akhlaq kepada diri sendiri adalah makan, minum, berpakaian dan bersedekah tanpa berlaku boros dan sombong, sebagaimana sabda Rosululloh saw :
كُلُوْا وَ اشْرَبُوْا وَ تَصَدَّقُوْا وَ الْبَسُوْا غَيْرَ مَخِيْلَةٍ وَ لاَ سَرَفٍ
“Makanlah, minumlah, bershodaqohlah dan berpakaianlah tanpa disertai kesombongan dan tanpa berlaku boros.” ( HHR. Ahmad, An-Nasai dan Ibnu Majah )
Di antara akhlaq kepada diri sendiri adalah memandang ke bawah dalam masalah keduniawian, sebagaimana sabda Rosululloh saw :
اُنْظُرُوْا إِلَى مَنْ أَسْفَلَ مِنْكُمْ وَ لاَ تَنْظُرُوْا إِلَى مَنْ هُوَ فَوْقَكُمْ فَهُوَ أَجْدَرُ أَنْ لاَ تَزْدَرُوْا نِعْمَةَ اللَّهِ
“Lihatlah kepada orang yang di bawah kalian, dan jangan kalian melihat kepada orang yang di atas kalian, karena hal tersebut lebih pantas agar kalian tidak meremehkan nikmat Alloh.” ( HR. Ahmad, Muslim, At-Tirmidzi dan Ibnu Majah )
Di antara akhlaq kepada diri sendiri adalah tidak melakukan sesuatu yang bisa membahayakan diri sendiri, seperti mengkonsumsi narkoba, miras dan lain-lainnya, sebagaimana firman Alloh ta’ala :
وَ لاَ تُلْقُواْ بِأَيْدِيْكُمْ إِلَى التَّهْلُكَةِ وَ أَحْسِنُوَاْ إِنَّ اللّهَ يُحِبُّ الْمُحْسِنِيْنَ
“Dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Alloh menyukai orang-orang yang berbuat baik.” ( Qs. Al-Baqoroh : 195 )
Di antara perbuatan yang dilarang dalam agama adalah melakukan bunuh diri, karena Alloh ta’ala berfirman :
وَ لاَ تَقْتُلُوْا أَنْفُسَكُمْ إِنَّ اللَّهَ كَانَ بِكُمْ رَحِيْمًا
“Janganlah kalian membunuh diri kalian sendiri, karena sesungguhnya Alloh Maha Penyayang kepada kalian.” ( Qs. An-Nisa’ : 29 )
Rosululloh saw bersabda :
مَنْ قَتَلَ نَفْسَهُ بِشَيْءٍ عَذَّبَهُ اللَّهُ بِهِ فِي نَارِ جَهَنَّمَ
“Barangsiapa yang membunuh dirinya dengan sesuatu, niscaya Alloh pasti mengazabnya dengannya di dalam neraka Jahannam.” HR. Ahmad, Al-Bukhori, Muslim, At-Tirmidzi dan An-Nasai ). Cak Pandi